Friday, November 29, 2013

John Lie

John Lie: Menyelundupkan Senjata untuk Republik Indonesia
Matahari baru saja terbenam saat sebuah kapal hitam menyelinap keluar dari pelabuhan kecil di Phuket, Thailand. Kapal motor berwarna hitam itu tak menyalakan lampu. Di buritannya berkibar bendera Merah Putih.

Di belakang kemudi, berdiri kapten kapal John Lie. Siapakah dia?

John Lie adalah sosok legendaris dalam organisasi penyelundup senjata yang terentang dari Filipina sampai India. Jaringan ini punya kantor rahasia di Manila, Singapura, Penang, Bangkok, Rangon dan New Delhi.

Untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia yang masih sangat muda, kepemilikan senjata api adalah hal mutlak. Bahkan dalam perjanjian gencatan senjata Agresi Militer Belanda I,  Perdana Menteri Hatta menegaskan bahwa gencatan senjata tidak termasuk impor dan ekspor senjata oleh Republik.

Belanda tetap memberlakukan blokade terhadap Indonesia dalam rangka menghalangi kemerdekaan bekas jajahannya. Menyiasatinya, senjata diperjualbelikan dengan menembus blokade Belanda itu. Dari sanalah karier penyelundup John Lie mencapai puncaknya. Meskipun Republik muda itu tak punya dana, Lie berhasil mendapatkan senjata dengan cara barter dengan hasil bumi.

Menurut buku “The Indonesian Revolution and The Singaporean Connection”, harga senjata bervariasi. Tahun 1948, penyelundup menjual dua karabin dan ribuan magasin dengan bayaran satu ton teh. Satu senapan mesin dan ribuan magasin dihargai 2,5 ton teh, enam ton teh bisa digunakan untuk membeli enam senjata anti pesawat udara beserta ribuan magasinnya.

John Lie adalah legenda. Menurut laporan majalah Life yang terbit pada 26 September 1949,  kapal Lie yang panjangnya 110 kaki (34 meter) selalu lolos dari patroli Belanda. Mengingat kapal itu tak dilengkapi senjata, meloloskan diri bukan perkara mudah. Kapal kerap dikejar sepanjang Selat Malaka, tak jarang dibombardir dengan peluru dan bom. Empat kapal lain yang sejenis telah dihancurkan Belanda.

 Kapten Lie yang saat itu berusia 39 tahun, punya siasat. Kapal hitam dengan nomor registrasi PPB 58 LB itu disembunyikannya di teluk-teluk kecil sepanjang Sumatera dengan ditutupi dedaunan. Lie dan krunya lalu menunggu dalam diam hingga kapal dan pesawat Belanda menghentikan pencariannya.

Lie bergerak dengan bantuan belasan krunya, semuanya anak muda dengan usia rata-rata 21 tahun. Mereka bekerja tanpa dibayar demi patriotisme kepada Republik Indonesia. Mereka bolak -balik membeli senjata, dan menukarnya dengan hasil bumi, seperti teh, karet dan kopi.

John Lie adalah penganut Kristen yang taat. Dalam misinya dia selalu membawa dua Injil. Satu berbahasa Inggris dan satu Belanda. Meski demikian dia tak pilih-pilih; sering juga dia memasok senjata bagi para pejuang Muslim di Aceh.

Kepada wartawan majalah Life, Roy Rowan, Lie menyatakan sumpahnya “menjalankan kapal ini untuk Tuhan, negara dan kemanusiaan.”  Cita-citanya hanya satu: mengubah Indonesia yang saat itu adalah hutan belantara, menjadi taman surga. Menurutnya, tugas mengubah Indonesia menjadi surga adalah takdir Tuhan untuknya.

Pada Desember 1966 Lie mengakhiri kariernya di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Laksamana Muda. Sebelum itu, pada Agustus 1966 dia mengganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma. Lie meninggal karena sakit pada 27 Agustus 1988.

Tahun 2009, 21 tahun setelah kematiannya, John Lie dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Gelar pahlawan nasional pertama bagi pejuang keturunan Cina.

10 Mouse Dengan Lapisan Bahan yang Luar Biasa

10 Mouse Dengan Lapisan Bahan Yang Luar Biasa
Inilah 10 Model Mouse yang dilapisi Emas dan Permata
1. Mouse dengan lapisan Kulit Python asli dan emas

2. Mouse dengan model Matahari yang dilapisi Emas

3. Mouse dengan lapisan Batu Sapphire biru

4. Mouse dari kulit buaya dengan lapisan emas dan batu sapphire

5. Mouse VIP dari batu permata

6. Black diamonds logitech mouse

7. USB mouse berlapiskan emas putih

8. Mouse mirip bentuk emas batangan

9. Gigabyte wireless mouse

10. Logitech air 3d mouse include a diamond ring and a jewel micro flash stick

Sejarah Uang Di Indonesia

Sejarah Uang Di Indonesia
Keadaan ekonomi di Indonesia pada awal kemerdekaan ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran beberapa mata uang yang tidak terkendali, sementara Pemerintah RI belum memiliki mata uang. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku oleh pemerintah RI pada tanggal 1 Oktober 1945, yaitu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.

Mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche bank

Diantara ketiga mata uang tersebut yang nilai tukarnya mengalami penurunan tajam adalah mata uang Jepang. Peredarannya mencapai empat milyar sehingga mata uang Jepang tersebut menjadi sumber hiperinflasi. Lapisan masyarakat yang paling menderita adalah petani, karena merekalah yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang.



Mata uang Jepang (Dai Nippon Teikoku Seihu)
Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi diperparah oleh kebijakan Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford yang pada 6 Maret 1946 mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Kebijakan ini diprotes keras oleh pemerintah RI, karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Namun protes keras ini diabaikan oleh AFNEI. Mata uang NICA digunakan AFNEI untuk membiayai operasi-operasi militernya di Indonesia dan sekaligus mengacaukan perekonomian nasional, sehingga akan muncul krisis kepercayaan rakyat terhadap kemampuan pemerintah RI dalam mengatasi persoalan ekonomi nasional.

Karena protesnya tidak ditanggapi, maka pemerintah RI mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh rakyat Indonesia menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar. Langkah ini sangat penting karena peredaran mata uang NICA berada di luar kendali pemerintah RI, sehingga menyulitkan perbaikan ekonomi nasional.


Mata Uang NICA
Oleh karena AFNEI tidak mencabut pemberlakuan mata uang NICA, maka pada tanggal 26 Oktober 1946 pemerintah RI memberlakukan mata uang baru ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah RI. Sejak saat itu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian hanya ada dua mata uang yang berlaku yaitu ORI dan NICA. Masing-masing mata uang hanya diakui oleh yang mengeluarkannya. Jadi ORI hanya diakui oleh pemerintah RI dan mata uang NICA hanya diakui oleh AFNEI. Rakyat ternyata lebih banyak memberikan dukungan kepada ORI. Hal ini mempunyai dampak politik bahwa rakyat lebih berpihak kepada pemerintah RI dari pada pemerintah sementara NICA yang hanya didukung AFNEI.

Untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di Indonesia, pemerintah RI pada tanggal 1 November 1946 mengubah Yayasan Pusat Bank pimpinan Margono Djojohadikusumo menjadi Bank Negara Indonesia (BNI). Beberapa bulan sebelumnya pemerintah juga telah mengubah bank pemerintah pendudukan Jepang Shomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Tyokin Kyoku menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP) yang berubah nama pada Juni 1949 menjadi Bank tabungan Pos dan akhirnya di tahun 1950 menjadi Bank Tabungan Negara (BTN). Semua bank ini berfungsi sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah RI. Fungsi utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta pemberi jasa di dalam lalu lintas pembayaran.

Terbentuknya Bank Indonesia

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA). Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan “Jajasan Poesat Bank Indonesia” dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda, ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia, bank sentral bagi Republik Indonesia.

———————————————————————————————————————
Banyak orang lupa, bahwa Yogyakarta selama empat tahun pernah menjadi ibukota Republik Indonesia. Tepatnya pada 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949 ibukota Republik Indonesia ada di Yogyakarta.

Berpindahnya ibukota RI saat itu bukan tanpa alasan, situasi Jakarta kala itu dalam kondisi tidak aman dan roda pemerintahan RI macet total akibat adanya unsur-unsur yang saling berlawanan. Di satu pihak masih adanya pasukan Jepang yang memegang satus quo, di pihak lain adanya sekutu yang diboncengi NICA. Singkatnya, situasi Jakarta makin genting dan keselamatan para pemimpin bangsa pun terancam. Atas inisiatif HB IX, ibukota RI berpindah ke Yogyakarta. Hijrah ibukota RI itu merupakan atas nasehat dan prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan dari Yogyalah persoalan politik bangsa dikoordinasikan. Semua itu bisa berhasil dengan baik berkat kepemimpinan HB IX.

Dipilihnya Yogya sebagai ibukota RI karena pandangan politik ke depan dan keberanian Sultan HB IX mengambil resiko. Sehingga dapat dikatakan HB IX dan masyarakatnya merupakan penyambung kelangsungn RI dalam menghadapi agresi militer Belanda. Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan aktor intelektualis yang memiliki multi status. Selain sebagai Raja, kepala derah, menteri pertahanan, Sultan adalah key person dan juru runding dengan Belanda, juga sebagai figur kunci birokrasi sipil di Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang aslinya bernama G.R.M Dorojatun, sejak diangkat menjadi Sultan 18 Maret 1940, menggantikan ayahnya Sri Sultan HB VIII sudah dekat dengan kalangan rakyat dan tentu saja beliau memahami aspirasi rakyat, termasuk penderitaan dan harapannya semasa penjajahan Belanda dan Jepang.

Karena perpindahan ibukota inilah maka semua uang ORI yang diterbitkan pada tahun 1946 s/d 1949 yaitu seri ORI II, III, IV dan ORI Baru tercantum kata2 Djokjakarta. Bukan lagi Djakarta seperti pada seri ORI I.

 Seri ORI I (Djakarta, 17 Oktober 1945)
Seri ORI II (Djokjakarta, 1 Djanuari 1947)
 Seri ORI III (Djogjakarta, 26 Djuli 1947)
 Seri ORI IV (Jogjakarta, 23 Agustus 1948)
Seri ORI Baru (Djogjakarta, 17 Agustus 1949)

5 Galaksi di Alam Semesta yang Teramati

5 Galaksi di Alam Semesta yang Teramati
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu kosmik medium antarbintang, serta materi gelap. Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar (1011) galaksi pada alam semesta yang bisa diamati. Sebagian besar galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec (atau megaparsec). Berikut 5 galaksi diantaranya, termasuk diantaranya galaksi tempat kita bernaung didalamnya.
1. Galaksi Bima Sakti
Bima Sakti (Milky Way atau Via Lactea), adalah galaksi spiral yang besar dengan total masa sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif bernama Sagitarius A. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya (9.5×1017 km), dan diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5×1015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 – 400 miliar bintang. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km) – sebesar dua kali nilai yang diterima sebelumnya.
2.Galaksi Andromeda
Nama lainnya Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara langit khatulistiwa, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik.
3. Galaksi Bode
Galaksi Bode (Messier 81 atau NGC 3031) adalah galaksi spiral yang terletak sekitar 12 juta tahun cahaya di konstelasi Ursa Major. Messier 81 telah dipelajari secara ekstensif oleh para astronom profesional. Ukuran galaksi yang besar dan kecerahan relatif tinggi membuat target populer untuk astronom amatir. Messier 81 pertama kali ditemukan oleh Johann Bode pada tahun 1774 Elert. Akibatnya, galaksi ini kadang-kadang disebut sebagai “Galaxy Bode”. Pada 1779, Pierre Messier dan Charles Mechain mengidentifikasikan kembali objek Bode, yang kemudian tercantum dalam Katalog Messier .
4. Galaksi Cartwheel
Galaksi Cartwheel (ESO 350-40) adalah galaksi lenticular berjarak sekitar 500 juta tahun cahaya di konstelasi Sculptor. Massa galaksi ini diperkirakan 2,9-4,8 × 109 massa matahari, dan berotasi dengan kecepatan 217 km/s. Ditemukan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1941. Ketika ditemukan, Zwicky menganggap Cartwheel sebagai salah satu struktur paling rumit berdasarkan dinamika bintang. Ukurannya sedikit lebih besar dari Bima Sakti.
5. Galaksi Messier 82
Mesier 82 (NGC 3034, Galaxy Cerutu atau M82) adalah prototipe terdekat galaksi Starburst, terletak sekitar 12 juta tahun cahaya di konstelasi Ursa Major. Galaksi Starburst lima kali lebih terang dibandingkan galaksi Bima Sakti, dan seratus kali lebih terang dengan pusat galaksi kita. Pada tahun 2005, Teleskop Hubble Space mengungkapkan setidaknya ada 197 cluster besar muda di inti Starburst. Massa rata-rata dari cluster adalah sekitar 2×105 M ⊙, maka dari itu tak heran jika inti Starburst adalah lingkungan yang sangat energik dan high-density. Sepanjang pusat galaksinya, bintang-bintang muda yang terlahir 10 kali lebih cepat daripada mereka yang berada di dalam Galaksi Bima Sakti kita.

"Pita" Muncul Di Galaksi Bima Sakti

"Pita" Muncul Di Galaksi Bima Sakti
Quote:
Simpul cincin gas melebar lebih dari 600 tahun cahaya muncul di jantung galaksi Bima Sakti. Akhirnya, ‘pita’ ini berhasil diteliti untuk pertama kalinya.
Cincin gas ini yang melahirkan bintang baru ini memiliki belitan di tengahnya yang tampak seperti simbol tak terbatas kosmik. Bagian cincin memang pernah dilihat sebelumnya, namun Herschel Space Telescope milik European Space Agency baru saja melakukan penelitian pada struktur keseluruhannya.
Pesawat Herschel secara khusus dibuat untuk ‘mengintip’ pusat Bima Sakti karena mampu mendeteksi inframerah dan cahaya sub-milimeter yang mampu penetrasi melewati debu.
Menurut pernyataan Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, astronom terkejut melihat apa yang mereka temukan.
Saat mengarahkan teleskop ke cincin dalam galaksi, “Cincin yang ada tampak seperti simbol tak terbatas,” ujar laboratorium itu.
Ilmuwan mengaku belum memahami mengapa simbol tak terbatas itu tersimpul dan terbelit.
Quote:
Spoiler for Pita
Quote:
New horizons: This bizarre, twisted ring of dense gas at the centre of our Milky Way galaxy was observed by the Herschel Space Observatory
Selain itu, masih sedikit informasi diketahui mengenai cara cincin gas terbentuk dalam galaksi spiral. Selain itu, muncul misteri baru, cincin baru ini nampaknya sedikit maju dari pusat galaksi tempat lubang hitam besar berada.
Menurut penulis utama Sergio Molinari dari Institute of Space Physics, hal menariknya adalah mengenai peluncuran teleskop luar angkasa baru seperti Herschel.
"Kita punya misteri baru tepat di pusat galaksi kita sendiri,” ujar penulis makalah yang diterbitkan di jurnalAstrophysical Journal Letters seperti ditulis Dailymail. [mor]
Quote:
Spoiler for Pita
Quote:
Highlighting the ribbon: The Herschel telescope sees infrared and sub-millimetre light, which can readily penetrate through the dust hovering between the bustling centre of our galaxy and us